Tuesday 13 October 2015

50 Buku yang Harus Anda Baca dalam Hidup Anda



          Sejak tahun lalu saya memulai tantangan ini. Tantangan yang bertajuk "50 Books To Read Before You Die" ini diberikan oleh situs List Challenges (http://www.listchallenges.com/50-books-to-read-before-you-die/checklist/1)
          Saya memulai tantangan ini pertama-tama hanya karena ingin membaca buku yang termasuk favorit dan paling bagus sepanjang masa dan faktor lain hanya karena iseng. Tetapi setelah membaca beberapa buku, ternyata saya sadar bahwa buku-buku tersebut memang sangat layak untuk masuk ke dalam daftar buku yang harus anda baca ini.
          Dari 50 buku, pertama-tama saya memulai dengan serial Harry Potter yang terdiri dari 7 buku. Walaupun saya dulu mengikuti filmnya setiap tahun, saya bukanlah penggemar setia Harry Potter, saya hanya mengagumi cerita dan karakternya saja. Tetapi setelah membaca ketujuh buku Harry Potter, saya jadi sangat menggemari Harry Potter.
          Menurut saya buku mempunyai cara penggambaran yang lebih mendalam dan detail, sehingga bisa mengalahkan versi filmnya, bahkan jauh lebih bagus. Setelah membaca bukunya, film Harry Potter terkesan sangat pendek dan banyak hal-hal yang menghilang dari cerita.
          Lalu saya mencoba membaca To Kill A Mocking Bird, tetapi karena tidak terlalu menyukai cerita dan karakternya, serta sulit untuk memahami penulisannya, saya pun berhenti di tengah jalan.
          Setelah itu saya membaca Pride and Prejudice oleh Jane Austen, yang sampai sekarang belum saya selesaikan. Kesan pertama saya terhadap buku tersebut adalah bahasanya sedikit sulit untuk dibaca, walaupun tidak sesulit The Hobbit dan The Lord of The Rings. Ceritanya ringan dan menarik, serta karakternya punya keunikan masing-masing yang bisa membuat anda menyukai mereka, walaupun perilaku mereka digambarkan sombong ataupun menyebalkan.
          Saya lanjut membaca Memoirs of A Geisha, novel yang sampai saat ini tidak lelahnya saya kagumi. Cara Arthur Golden menuliskan alurnya sangat mengesankan. Bahkan filmnya menurut saya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan novel aslinya.
          Saat ini saya sedang membaca Wuthering Heights oleh Emily Bronte. Menurut saya bahasa yang digunakan dalam Wuthering Heights adalah bahasa Inggris yang sejauh ini paling sulit. Banyak kata-kata yang saya tidak tahu sehingga harus saya cari artinya di halaman paling belakang yang berisi arti-arti kata asing yang ada di dalam buku tersebut.

Saya berharap dapat menyelesaikan tantangan ini sebelum saya masuk ke universitas nanti.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda tertarik untuk menyelesaikan tantangan ini?

Friday 9 October 2015

Konser Taifun "18+"

Embedded image permalink
          Setiap kali melihat ada acara musik, selalu saja saya berhalangan untuk hadir. Alasannya banyak, apalagi saya masih SMA kelas 12. Yang pertama, pasti acara tersebut diselenggarakan di daerah elite seperti Kemang, Senayan, yang sangat jauh dari jangkauan saya yang rumahnya di Rawamangun. Yang kedua, tidak ada yang mengantar, karena saya tidak bisa membawa kendaraan sendiri, dan naik angkutan umum sendirian pun agak mengerikan kalau sudah malam. Ketiga, acaranya biasa pada hari sekolah dan mulainya malam. Keempat, banyak tugas dan ulangan yang menanti untuk dikerjakan. Dan yang kelima, yang menurut saya paling menyebalkan dan tidak masuk akal adalah syarat 18+ yang semata-mata disebabkan oleh sponsor rokok di acara yang bersangkutan.

Hal yang sama terjadi hari ini.

          Sejak berminggu-minggu yang lalu saya sudah menandai tanggal 22 Oktober 2015 di kalender saya. "Launching Album Bara". Akhirnya hari ini, sepulang saya ret-ret dari Puncak, diumumkan bahwa launching album Barasuara akan dilaksanakan dalam Konser Taifun.
           Bayangkan betapa senangnya saya, bahwa akhirnya Bara konser tunggal. Saya langsung merencanakan untuk pergi bersama teman-teman saya. Satu jam kemudian, tiba-tiba harapan saya seakan hancur hanya karena 3 karakter "18+".
           Kapan lagi saya bisa melihat musisi kesukaan saya konser dengan harga 100 ribu sudah include cd album? T.T
           Yang membuat saya kesal adalah saya sudah punya KTP dan akan berumur 17 tahun 3 bulan 20 hari saat konser tersebut dilaksanakan, yang berarti saya hanya kurang umur 8,5 bulan lagi. 
           Alhasil saya tidak jadi nonton dan hancurlah sudah rencana saya.
Saya hanya bisa menunggu cd album Taifun dan mendoakan agar konser Barasuara ini berjalan lancar dan sukses :)
           Bagi kalian yang bisa dan memenuhi syarat untuk hadir, silahkan pesan tiketnya!

Tigapagi : Sembojan - Sebuah Entitas Pendek

Rasa kagum tak henti-hentinya mengalir untuk grup musik yang satu ini.
          Bermula dari Alang-Alang di indielokal, saya lalu mendengarkan Roekmana's Repertoire di Youtube dan mulai menikmati karya Tigapagi. Membeli cd albumnya pun merupakan sebuah taruhan karena saya belum terlalu mengenal band ini waktu itu. Tetapi pada akhirnya cd album tersebut merupakan cd album yang paling saya sayangi sekarang.
          Pada tanggal 30 September yang lalu, Tigapagi mengeluarkan sebuah Entitas Pendek bertajuk Sembojan yang berdurasi 10:01 menit dan bisa diunduh secara gratis di link ini.
          Diawali dengan sebuah kata pengantar dari Ida Ayu Paramita Sarasvati (nadafiksi) yang juga merupakan pelantun lagu Erika dari Tigapagi, Entitas Pendek ini di release di Rolling Stone.
          Releasenya lagu ini menurut saya merupakan salah satu persembahan dari Tigapagi untuk memperingati peristiwa G30S/PKI yang sampai detik ini masih menjadi misteri bagi seluruh dunia.
          Melodi dan liriknya kali ini menurut saya sedikit lebih intense dibandingkan dengan lagu-lagu yang ada dalam Roekmana, mungkin karena bunyi siul atau suling yang sedikit "kasar" tetapi membekas di kepala.
          Durasi lagu 10:01 menit melambangkan tanggal 10-01 atau 1 Oktober, yaitu Hari Kesaktian Pancasila, dimana pada hari itu juga, terjadi peristiwa penculikkan dan pembunuhan 7 perwira Angkatan Darat, atau oleh Tigapagi disebut "gugurnya tujuh sekawan", yang katanya didalangi oleh PKI. Art dari lagu ini menggambarkan 7 perwira TNI AD yang diseret ke dalam Lubang Buaya.
          Tiga menit awal kita disuguhi dengan alunan instrumental, lalu suara Sigit pun mulai melantunkan lirik-lirik Sembojan. "Wajah yang hilang berkisar di angka lima ratus ribu jiwa" mengingatkan kita kepada nyawa-nyawa orang yang kita tidak tahu benar-benar bersalah atau tidak, tetapi dibantai dengan keji oleh pemerintah atas tuduhan "rencana kudeta Soekarno".
          Untuk selanjutnya, silahkan mengunduh Sembojan, dan dengarkan sendiri rangkaian kata yang dilantunkan dalam Sembojan.

Freedom Institute Tutup

Rasanya sedih sekali saat saya dan teman-teman melangkahkan kaki ke Freedom Institute di Jalan Proklamasi pada hari Jumat minggu lalu hanya untuk mendapatkan bahwa Perpustakaan Freedom telah tutup. Entah kapan akan dibuka lagi.
Kami pun hanya makan di Kafe Wisma Proklamasi. Sembari makan saya melihat banyak orang yang menggotong-gotong rak dari dalam perpustakaan, dan perpustakaan tampak gelap tak diterangi cahaya lampu.
Pada saat itu saya hanya mengira bahwa perpustakaan tutup untuk hari itu saja. Tidak terlintas di pikiran bahwa perpustakaan akan tutup dalam jangka waktu yang lama, dan bahkan belum ditentukan kapan akan dibuka lagi.
Ya, memang saya pernah membaca isu bahwa perpustakaan akan dipindahkan dari Jalan Proklamasi. Tetapi isu tersebut muncul di berita pada tahun 2014 dan buktinya sampai minggu lalu perpustakaan masih beroperasi seperti biasa.
Saat saya tahu bahwa perpustakaan Freedom ditutup dan belum ada rencana untuk buka lagi, saya merasa seperti kehilangan tempat untuk bermain dan menghabiskan waktu luang.
Freedom Institute telah menjadi tempat saya dan teman-teman menghabiskan waktu saat tiba-tiba ada rapat guru dan kami pulang lebih awal, tempat saya belajar dan mencari bahan tugas sekolah.
Sekarang tempat tersebut telah tutup dan tak tahu nasibnya. Apakah akan buka kembali di Proklamasi, ataukah dipindahkan, atau tutup selamanya.
Hanya kenangan yang tersisa.

Wednesday 23 September 2015

Tigapagi-De Rode Slaapkamer vs Pidato Soeharto

TIGAPAGI - DE RODE SLAAPKAMER

Para pendengar sekalian, kini situasi telah dapat kita kuasai, baik di pusat maupun di daerah-daerah ada dalam kompak dan bersatu. Telah terdapat saling pengertian, bekerja sama, dan kebulatan tekad. 
Para pendengar sebangsa dan setanah air yang mereka telah mengambil alih. Dengan demikian, jelaslah bahwa tindakan mereka itu pasti tetap jaya di bawah pimpinan Paduka Yang Mulia.
Diharap masyarakat tetap tenang dan tetap waspada, siap siaga terus memanjatkan doa ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, tetap berjuang atas dasar Pancasila dan diridhoi Tuhan Yang Maha Esa. 


(Sumber: kutipan pidato Mayjend Soeharto pada 1 Oktober 1965)


PIDATO SOEHARTO - 1 OKTOBER '65
RRI 1 Oktober 1965

Para pendengar sekalian di seluruh tanah air, dari Sabang sampai Merauke. Sebagaimana telah diumumkan, maka pada tanggal 1 Oktober 1965 yang baru lalu telah terjadi di Jakarta suatu peristiwa yang dilakukan oleh suatu gerakan kontra revolusioner, yang menamakan dirinya “Gerakan 30 September”.
Pada tanggal 1 Oktober 1965 mereka telah menculik beberapa perwira tinggi Angkatan Darat, ialah 1. Letnan Jenderal A. Yani, 2. Mayor Jenderal Soeprapto, 3. Mayor Jenderal S. Parman, 4. Mayor Jenderal Haryono M.T., 5. Brigadir Jenderal D.I Pandjaitan, 6. Brigadir Jenderal Soetojo SIswomihardjo.
Mereka telah dapat memaksa dan menggunakan studio RRI Jakarta dan kantor Pusat Telekomunikasi Jakarta untuk keperluan aksi penteroran mereka.
Dalam pada itu perlu kami umumkan kepada seluruh rakyat Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri, bahwa Paduka Yang Mulia Presiden/ Panglima Tinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia/ Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno dan Yang Mulia Menko Hankam/Kasab dalam keadaan aman dan sehat walafiat.
Para pendengar sekalian.Kini situasi telah dapat kita kuasai, baik di pusat maupun di daerah-daerah. Dan seluruhslagorde Angkatan darat ada dalam kompak bersatu.Untuk sementara Pimpinan Angkatan Darat kami pegang. Antara Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Kepolisian Republik Indonesia telah terdapat saling pengertian, bekerjasama dan kebulatan tekad penuh, untuk menumpas perbuatan kontra revolusioner yang dilakukan oleh apa yang dinamakan dirinya “Gerakan 30 September”.
Para pendengar sebangsa dan setanah air yang budiman.
Apa yang menamakan dirinya “Gerakan 30 September” telah membentuk apa yang mereka sebut “Dewan Revolusi Indonesia”. Mereka telah mengambil alih kekuasaan Negara atau lazimnya disebut coup dari tangan Paduka Yang Mulia Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno dan melempar Kabinet Dwikora ke kedudukan demisioner, di samping mereka telah menculik beberapa Perwira Tinggi Angkatan Darat.
Para pendengar sekalian,Dengan demikian, jelaslah bahwa tindakan-tindakan mereka itu Kontra Revolusioner yang harus diberantas sampai akar-akarnya.Kami yakin, dengan bantuan penuh dari massa rakyat yang progressive revolusioner, gerakan kontra revolusioner 30 september pasti dapat kita hancur-leburkan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila pasti tetap jaya di bawah pimpinan Paduka Yang Mulia Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi kita yang tercinta Bung Karno.Diharap, masyarakat tetap tenang dan tetap waspada, siap-siaga serta terus memanjatkan do’a ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, semoga Paduka Yang Mulia Presiden/Panglima Tertinggi ABRI Bung Karno terus ada dalam lindungan-Nya.Kita pasti menang, karena kita tetap berjuang atas dasar Pancasila dan diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.

Sekian, terima kasih” <sumber : http://soeharto.co/tag/mayjen-soeharto>


Sekilas tentang Roekmana's Repertoire (hikayat seorang Roekmana)- Tigapagi



     Roekmana's Repertoire adalah album pertama dari musisi Indonesia, Tigapagi. Album ini berlatarkan tahun 1965, sebagaimana telah disampaikan oleh salah satu anggota Tigapagi, Sigit, bahwa 1965 adalah suatu masa yang mempunyai peran besar dalam sejarah Indonesia, terlepas dari terang atau kelamnya tahun itu.     Album ini berisi satu track yang terdiri dari 14 lagu yang saling berkesinambungan, mengisahkan alur hidup seorang bernama Roekmana. 



De Rode Slaapkamer - Kamar Merah

          Sampailah kita di lagu ke 13. Dapat kita dengar bahwa lagu ini hanyalah berupa alunan instrumen yang terdengar sedih dan kelam, disertai dengan penggalan-penggalan pidato Soeharto di RRI pada tanggal 1 Oktober 1965 yang sekilas terdengar tidak nyambung.     Jika anda telah mendengarkan Roekmana's Repertoire, Anda pasti merasakan bahwa sesampainya Roekmana di lagu yang ke-13 nampaknya Roekmana sudah mencapai titik terbawah dalam perjalanannya, dimana Ia terus mempertanyakan tentang makna dari hidupnya. Ia mulai merenungi dan mulai memunculkan rasa penyesalan atas hal-hal yang Ia telah alami.      

Pada saat yang bersamaan, pidato Soeharto terputar di radio pada tanggal 1 Oktober.Penggalan-penggalan pidato Soeharto yang disatukan dalam lagu De Rode Slaapkamer menurut saya dapat diartikan sebagai potongan-potongan perkataan Soeharto yang Roekmana dengar dan tangkap dalam kepalanya

Di bagian pertama, susunan kalimat terkesan seolah Roekmana ikut bersorak atas redamnya peristiwa G30S/PKI, dan ingin mendengar fakta bahwa masyarakat Indonesia masih kukuh dalam persatuan. Sedangkan dalam pidato aslinya, Soeharto menetapkan fokus kepada Angkatan Darat yang telah berhasil mengambil alih situasi. Fakta bahwa Soeharto tidak menyebutkan Angkatan Udara sangat kontras dengan harapan Roekmana akan persatuan bangsa. Nampaknya Roekmana yang tahu bahwa pemerintahan Indonesia saat itu sedang terpecah, tidak mau menerima kenyataan yang ada.     

Di bagian kedua, Roekmana seperti menangkap inti dari pidato Soeharto yang merupakan awal dari perebutan kekuasaan Soekarno oleh Soeharto. Isi dari pidato tersebut terkesan menumpukkan kesalahan pada Paduka Yang Mulia (Presiden Soekarno) atas kekacauan yang disebabkan oleh PKI. Walaupun dikemas dalam perkataan panjang lebar, Roekmana yang semata-mata adalah rakyat biasa, dapat menangkap maksud tersembunyi Soeharto yang ingin menggulingkan Soekarno.     

Di bagian terakhir, Roekmana tampak mendengarkan perkataan Soeharto untuk terus berdoa. Berdoa untuk apa yang akan terjadi selanjutnya.      

Lagu ini menurut saya sangat menggambarkan keadaan pikiran masyarakat yang hidup di tahun 1965. Begitu banyak hal janggal yang terjadi, dan semua terkesan sangat cepat. Masyarakat yang tidak bodoh, dapat menangkap situasi yang sedang berlangsung. Walaupun dikemas dalam pidato yang seolah-olah menampilkan "pertanggungjawaban" Soeharto sebagai perwira TNI, namun rakyat tahu bahwa pidato itu merupakan akhir dari kejayaan Soekarno dan permulaan dari tirani Soeharto.

Monday 21 September 2015

Pasar Musik Blok M

          Jumat kemarin saya dan dua teman saya, Gaby dan Tata berencana untuk pergi ke HeyFolks di daerah Radio Dalam. HeyFolks adalah sebuah toko musik indie yang selain menjual CD musik, juga menjual merchandise musisi-musisi indie. Saya sendiri belum pernah ke sana, jadi saya mau ikut karena penasaran, tetapi sayangnya ternyata HeyFolks tutup pada hari Jumat.
          Rencana kami tidak kami batalkan, tetapi tujuannya kami ubah. Kami akhirnya pergi ke Pasar Musik di Blok M Mal. Dari Halte Juanda kami naik Transjakarta sampai ke Halte Blok M. Dari Halte Blok M, ada tangga yang langsung mengarah ke basement Blok M Mal, tempat Pasar Musik berada.
          Kami sampai di Blok M Mal sekitar pukul 1 lewat. Cukup sulit mencari Pasar Musik, karena dia berada di blok B dan kami tidak tahu arah menuju ke blok tersebut. Setelah mencari-cari beberapa saat, akhirnya sampai juga kami di Pasar Musik. Pasar Musik adalah kumpulan beberapa toko di satu tempat yang menjual hal-hal yang berhubungan dengan musik dan merchandisenya. Tidak banyak tokonya, mungkin hanya sekitar 10 toko kecil.
          Toko yang kami ingin kunjungi namanya Warung Musik, tetapi ternyata toko itu baru akan buka sekitar pukul 2 siang. Kami pun memutuskan untuk minum dulu di kafe yang ada di dekat situ.
          Di Warung Musik dijual CD album, kaset, vinyl, dan bahkan kaos band. Berhubung saya sedang berhemat, maka saya menahan keinginan untuk membeli. Teman saya membeli CD dan kaos.
Jika anda suka mengoleksi vinyl jadul, maka tempat ini cocok untuk anda karena banyak sekali vinyl dari berbagai era. Selain itu ada juga kaos-kaos band seperti SORE, Efek Rumah Kaca, dan lain-lain.
          Sekitar jam 3 kami pulang ke Juanda naik Transjakarta lagi.
Jika anda berminat berkunjung, Pasar Musik Blok M berlokasi di basement blok B,Blok M Mal dan Warung Musik berlokasi di basement blok B nomor 162, Blok M Mal.


Sehat bersama Teh TieGuanYin

tie guan yin
          Teh Oolong adalah sejenis teh yang mengalami sedikit oksidasi dalam proses pembuatannya. Salah satu jenis teh Oolong yang terkenal adalah teh TieGuanYin. Teh TieGuanYin berasal dari Cina dan namanya diambil dari nama dewi welas asih yang masyarakat Indonesia kenal dengan nama Dewi Kwan Im (Guan Yin).
          TieGuanYin adalah sejenis teh oolong yang berbentuk loose leaf atau daun utuh. Daun teh ini diproses melalui rangkaian proses tradisional yang cukup rumit dan lama, sehingga menghasilkan bola-bola daun teh kering, yang jika diseduh dengan air panas akan menyerap air dan kembali ke bentuk daunnya. (anda dapat melihat proses pembuatan TieGuanYin disini)
          Rasa yang dihasilkan dari penyeduhan teh ini juga bisa dikatakan lebih unggul daripada teh sachet, karena daun teh yang dipakai adalah daun teh utuh dan segar, sedangkan bahan yang dipakai dalam teh sachet adalah daun teh serbuk. TieGuanYin juga menghasilkan aroma yang lebih harum dibandingkan dengan teh sachet.
          Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat manfaat dari TieGuanYin. TieGuanYin telah terbukti mengandung zat polifenol yang dapat membantu mempercepat metabolisme, sehingga teh ini dapat membantu menurunkan berat badan dengan mempercepat lipolisis (pemecahan lemak trigliserida) dan juga membantu mencegah dan mengatasi penyakit diabetes mellitus dengan mempercepat metabolisme gula di dalam tubuh.
          TieGuanYin juga dapat menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh, sehingga melindungi kita dari penyakit jantung koroner, stroke, dan juga menurunkan tekanan darah tinggi serta meningkatkan sistem imun tubuh.
          Polifenol dan catechin yang dikandung dalam TieGuanYin juga berperan sebagai antioksidan. Tingginya kadar polifenol dan catechin di dalam tubuh dapat membantu sistem imun melawan virus dan sel-sel kanker. Antioksidan juga dapat melawan radikal bebas yang ada di dalam tubuh, sehingga membantu penghambatan proses penuaan sel. Antioksidan tersebut juga dapat mencegah dekomposisi gigi dan tulang, mencegah osteoporosis, dan menguatkan tulang.
oolongtea
          Cara penyeduhan TieGuanYin terbilang cukup mudah. Anda hanya perlu memakai sebuah teko dengan penyaring di tengahnya untuk menaruh daun teh. Sesudah itu tuang air mendidih sebanyak 0,5 liter/100 gram teh, atau sesuaikan dengan kebutuhan. Pada hari ini saya pun membuat TieGuanYin untuk konsumsi pribadi. Konsumsi rutin setiap hari dapat memberikan efek yang baik ke tubuh kita masing-masing.

sumber : http://www.therighttea.com/tie-guan-yin.htmlhttps://www.organicfacts.net/health-benefits/beverage/health-benefits-of-oolong-tea.html


Thursday 17 September 2015

Masak-masak

          Memasak adalah salah satu hobi saya dari kecil. Memasak juga merupakan kemampuan yang penting bagi saya, karena di saat orang tua saya tidak ada di rumah, saya harus bisa memasak untuk diri saya sendiri. Saya juga terkadang membantu mama saya memasak jika beliau sedang repot.
          Saya banyak belajar dari mama saya. Beliau sangat mahir memasak. Selain itu saya juga belajar dari buku resep dan resep-resep di internet, serta channel-channel memasak di Youtube. Channel favorit saya adalah SORTEDfood (https://www.youtube.com/user/sortedfood/videos). Di channel itu bukan hanya memuat cara-cara memasak, tetapi juga ada humor ringan dan liputan wisata kuliner.
          Namanya juga belajar, tentunya banyak jatuh bangunnya juga. Tidak jarang makanan yang saya masak tidak enak, atau bahkan gosong atau tidak matang (hahahaha). Waktu itu pernah saya membuat meringue, lalu meringuenya gosong dan melekat di nampan, dan akhirnya tidak bisa dimakan. Di saat seperti itu, seringkali mama marah karena saya bereksperimen dan menghabiskan bahan makanan dan merusak alat-alat dapur (hehehe).
          Tetapi hal tersebut tidak mematahkan semangat saya. Saat makanan yang saya masak hasilnya enak, timbul kepuasan sendiri saat saya memakannya, apalagi kalau saya memasak untuk orang lain. Kalau orang lain menikmati rasanya saya senang sekali. Maka dari itu saya tidak akan berhenti belajar memasak.
Kalau Anda, apa hobi Anda?

Hari ini saya memasak sup rumput laut :9

Bimbingan Tes Alumni

          Mulai kelas 12, saya mengikuti bimbingan belajar yang disebut BTA (Bimbingan Tes Alumni) di BTA 8, Tebet. BTA adalah bimbingan belajar persiapan Ujian Nasional dan tes masuk PTN (perguruan tinggi negeri). Berhubung saya memang ingin masuk PTN sesudah lulus SMA, saya pun mengikuti bimbel ini.
          Bimbel diadakan setiap hari Minggu mulai pk 06:45 sampai pk 12:00. Setiap pertemuan, diadakan 3 sesi pelajaran yang berbeda. Pelajaran yang dipelajari hanyalah pelajaran yang akan masuk di UN yaitu Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
          Peserta BTA ini terbilang sangat banyak dan berasal dari sekolah yang berbeda-beda. Setiap kelas (dari A sampai O) berisi 30an murid. Kami juga mendapatkan pembimbing kelas atau binglas yang tugasnya hampir sama dengan wali kelas di sekolah.
          Di BTA juga diadakan Try Out SBMPTN (tes seleksi PTN). Try Out tersebut adalah simulasi soal-soal yang akan keluar di tes seleksi PTN nantinya. Sistem penilaiannya pun mengikuti sistem penilaian SBMPTN sesungguhnya.
          Saya cukup menikmati BTA walaupun satu-satunya hari libur saya dipakai untuk bimbel, karena disini saya bisa bertemu dengan teman-teman satu sekolah dengan suasana yang berbeda, dan dapat menyicil untuk ujian nanti.

Kartu Peserta, Buku Pelajaran, dan Soal Try Out SBMPTN BTA8

Menikmati Musik Lokal

          Musik Indonesia yang beredar di televisi dan radio sekarang ini kebanyakan di cap jelek dan kampungan oleh masyarakatnya sendiri. Bahkan kalau kita perhatikan hampir seluruh lagu yang diputar di radio adalah lagu-lagu Barat dan Korea.
          Sangat disayangkan, karena banyak sekali orang Indonesia yang belum bertemu dengan musik Indonesia yang lebih berkualitas. Jauh berbeda dengan lagu-lagu Indonesia yang kita kenal selama ini, musisi-musisi independent Indonesia menyuguhkan kita dengan alunan musik yang memanjakan telinga, dengan lirik yang kadang tidak bisa kita mengerti sepenuhnya, tetapi tidak menghalangi kita untuk menikmati musik itu sendiri.

          Saya sendiri mulai mendengarkan musik lokal sejak saya masuk SMA. Dari saya kecil, saya menganggap bahwa musik luar negeri lebih keren dan lebih bergaya. Dan ternyata hal itu salah besar, karena musik Indonesia pun tak kalah kualitasnya, bahkan menurut saya jauh lebih baik dari lagu-lagu Barat yang ada di radio. Musisi Indonesia telah membuktikannya dengan kemampuan mereka untuk tampil di berbagai panggung di luar negeri, walaupun prestasi mereka tidak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia.

          Sebut saja White Shoes and The Couples Company, Mocca, dan lain-lain yang lagunya sudah mereka bawakan sampai ke Korea, Jepang, Thailand, dan bahkan Amerika. Jika milik sendiri saja sudah seperti ini bagusnya, untuk apa mencari di negara lain?

          Banyak juga musisi-musisi lokal yang mungkin belum terkenal karena tampil di panggung-panggung kecil. Hal itu bisa dikarenakan biaya yang tidak memadai untuk publikasi. Tetapi kita bisa membantu mereka dengan membeli album dan merchandise mereka, serta datang ke acara-acara mereka.

          Seperti saya, saya membeli album pertama saya baru beberapa minggu yang lalu. Selama ini saya selalu mendownload lagu dari internet dengan gratis, lalu kemudian saya berpikir bahwa musisi itu sendiri perlu dukungan dari pendengarnya. Maka saya pun membeli beberapa album musisi-musisi yang saya sukai. Toh harganya juga jauh lebih murah dari album musisi luar negeri, hanya berkisar 25-50 ribu Rupiah. (anda bisa membeli albumnya di sini : http://demajors.com)

          Jika anda bingung bagaimana harus mulai dari mana, anda bisa memulainya dengan browsing di channel Sounds From The Corner (youtube.com/soundsfromthecorner) dan Indie Lokal (youtube.com/indielokal). Di channel tersebut banyak terdapat video live performance, audio dan juga interview dengan musisi yang bersangkutan.

Di bawah ini saya akan melampirkan beberapa lagu favorit saya :
1. Barasuara - live performance at SFTC
2. Efek Rumah Kaca x Barasuara
3. White Shoes and The Couples Company - Zamrud Khatulistiwa
4. White Shoes and The Couples Company - Kampus Kemarau
5. Danilla - Telisik (full album)
6. Tigapagi - Roekmana's Repertoire (full album)
7. Adhitia Sofyan - Adelaide Sky
8. Banda Neira - Kau Keluhkan
9. White Shoes and The Couples Company - Kisah dari Selatan Jakarta
10. Mocca - Secret Admirer
11. Sore - Somos Libres
12. Sore - Etalase
13. Naif - Piknik 72
14. White Shoes and The Couples Company - Ye Ol' Good Days
15. Payung Teduh - Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan

          Jika anda menyukai beberapa musisi tersebut, dukunglah mereka dengan membeli CD dan datang ke live performance mereka (JANGAN BELI BAJAKAN ATAU DOWNLOAD ILEGAL!). Toh harga tiket masuknya tidak akan berjuta-juta rupiah, paling hanya 50-150ribu. Semoga tulisan ini dapat mengubah mindset anda tentang musik Indonesia.

Saya dan teman-teman di 5th Music Gallery (3 orang di belakang orang yang sedang memegang kamera, saya dan Tata pakai kacamata, Diva cuma keliatan jidat di belakang Tata)


NAIF at 5th Music Gallery

Wednesday 16 September 2015

Belajar dengan Teknologi

          Di era teknologi ini, kita harus mulai memanfaatkan sarana-sarana yang ada untuk kepentingan belajar. Banyak sekali media belajar yang beredar di dunia maya, bahkan beberapa buku pelajaran pun sudah menyertakan media pembelajaran online yang dapat diakses siswa di rumah untuk menambah wawasan.
          Di sekolah saya sendiri, guru Fisika dan TIK saya, Pak Arif, telah menggunakan sebuah situs pembelajaran untuk menyediakan soal-soal pelajaran bagi siswa. Nama dari situs itu adalah Quipper School (https://learn.quipper.com). Di situs tersebut, guru dapat membuat kelas virtual dan murid dapat bergabung dalam kelas-kelas tersebut dengan kode rahasia yang berbeda pada masing-masing kelas. Di situs ini, Pak Arif sering mem-posting PR, soal latihan, dan lain-lain.
           Selain Quipper, ada juga media pembelajaran yang disediakan oleh Cambridge, penerbit buku bahasa Inggris saya di sekolah. Masing-masing buku cetak dilengkapi dengan kode rahasia untuk mengakses kelas virtual di situs http://www.cambridgeinfocus.org/student. Berbeda dengan Quipper, dimana guru yang bersangkutan harus menyediakan soal sendiri, CambridgeInfocus telah dilengkapi dengan berbagai latihan soal yang disesuaikan dengan unit pelajaran. Situs ini juga menyediakan tes kompetensi tiap unit untuk menilai kemampuan belajar siswa.
          Ke depannya nanti, pasti teknologi akan lebih berkembang lagi. Media-media belajar ini adalah satu dari sekian banyak hal positif yang dapat kita ambil dari perkembangan teknologi. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda telah memakai teknologi sebagai media pembelajaran?

Tips Menentukan Pilihan Jurusan

          Menjelang berakhirnya mid-semester pertama di kelas 12 ini, kita tentu dibebani dengan berbagai tugas yang harus kita selesaikan. Mulai dari ulangan dan tugas harian, persiapan ulangan mid-semester, paper, dan tentunya pilihan jurusan kuliah.
          Memilih jurusan kuliah ternyata tidak semudah yang saya bayangkan saat saya masih berada di kelas 10 dan 11. Dulu rasanya ingin sekali masuk ke universitas ini itu, kuliah jurusan A dan jurusan B, tetapi saat waktunya sudah semakin dekat, saya mulai bertanya apakah saya yakin saya mampu dan berminat untuk masuk ke jurusan pilihan saya?
          Maka dari itu saya mencoba mencari cara untuk memantapkan pilihan saya. Saya browsing di beberapa situs di internet untuk mencari tips menentukan pilihan jurusan.
          Dari pencarian saya, saya menyimpulkan bahwa penentuan jurusan harus dimulai dengan : mengetahui kepribadian diri, menentukkan minat belajar, minat kerja, hobi, dan bakat masing-masing. Prioritas dan idealisme dalam hidup juga penting untuk diperhitungkan.

1. Kepribadian
          Anda dapat mengetahui kepribadian Anda dengan berbagai cara. Salah satu yang terkenal adalah MBTI (Myer-Briggs Type Indicator). Kepribadian anda akan dikelompokkan sesuai dengan 4 aspek. Tes ini bisa menghasilkan 16 kepribadian yang berbeda. Anda bisa mengikuti tesnya dengan gratis di sini http://www.16personalities.com. Di situs tersebut Anda bisa melihat kepribadian dominan Anda, sekaligus penjelasannya. Mengetahui kepribadian kita dapat memudahkan kita untuk memilih hal-hal yang membuat kita nyaman atau tidak.

2. Minat belajar dan minat kerja
          Semua siswa SMA pasti punya pelajaran favorit. Tetapi belum tentu kita mau menjadikan pelajaran favorit tersebut sebagai profesi kita di masa depan. Maka dari itu kita perlu membedakan minat belajar dan minat kerja. Sebagai contoh saya sendiri suka mempelajari Biologi, tetapi saya tidak berminat untuk belajar Biologi di jenjang yang lebih tinggi, terlebih lagi mempunyai profesi di bidang tersebut. Anda harus cermat dalam membedakan kedua minat ini.

3. Hobi dan bakat
          Sama seperti minat belajar dan minat bekerja, hobi dan bakat pun merupakan 2 hal yang berbeda. Hobi adalah sesuatu yang kita senangi sedangkan bakat adalah kemampuan yang dianugerahkan pada kita. Tidak semua orang bisa menjadikan hobinya sebagai profesi, tetapi sebaliknya, bakat dapat sangat membantu seseorang dalam profesinya. Tanpa bakat yang sesuai, kita akan kesulitan dalam pembelajaran dan pekerjaan.

4. Prioritas dan idealisme
           Menentukan prioritas dan idealisme dapat membantu kita menentukan masa depan. Masing-masing orang mempunyai prioritas yang berbeda, apakah itu penghasilan yang besar, keluarga, teman, atau bahkan pelayanan sosial masyarakat. Sedangkan idealisme adalah cara pandang kita terhadap hidup kita. Gambaran hidup ideal masing-masing pribadi juga berbeda. Ada yang menganggap kuliah di luar negeri di universitas yang terkenal adalah sesuatu yang ideal, ada juga yang menganggap bahwa kuliah yang ideal itu di universitas negeri yang akreditasinya tinggi.

Nah, setelah membaca hal-hal di atas, apakah Anda sudah bisa menentukan minat, dan prioritas Anda? Semoga saat waktunya datang, kita semua dapat siap dengan pilihan kita masing-masing.
(sumber gambar : http://www.16personalities.com)

Bertemu Teman Lama

          Sejak kelas 1 SD sampai kelas 8 di SMP, saya kursus bahasa Inggris di Santa Ursula English Course. Disana saya mendapatkan banyak teman diluar teman sekolah saya. Kami cukup dekat karena setiap tahun anggota kelas tidak berubah, kecuali ada yang tinggal kelas. Waktu itu saya punya teman namanya Miftahul, panggilannya Tata, juga beberapa teman lain.

          Tetapi sayangnya saya sudah lose contact dengan teman-teman les saya, mungkin karena ada beberapa yang tinggal kelas di tahun terakhir kursus, seperti Tata, dan ada juga yang berbeda umur dengan saya sehingga lebih sulit untuk berhubungan dengan mereka sekarang.

          Waktu itu saya pulang sekolah dan Papa saya meminta saya untuk berjalan ke arah Kantor Pos karena jalanan macet. Tiba-tiba ada orang yang memanggil saya. "Irene! Inget gue ga?" begitu katanya. Saat saya lihat, ternyata dia adalah Tata, teman les saya dulu. Saya senang karena bisa bertemu teman lama dan saya juga senang karena dia mengingat saya. Tata ternyata bersekolah di SMA Boedoet yang ada di dekat sekolah saya. Semoga kapan-kapan saya bisa bertemu lagi dengan dia.

Friday 11 September 2015

Keluargaku

Di post kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang keluarga saya.

Keluarga saya terdiri dari Papa, Mama, Cici dan Koko.
Saya adalah anak bungsu di keluarga. Cici (kakak perempuan) saya bernama Indri, dan lebih tua 10 tahun dari saya, sedangkan Koko (kakak laki-laki) saya bernama Indra, dan lebih tua 9 tahun dari saya.

Kakak saya keduanya sudah bekerja, dan Cici saya sudah menikah.
Sekarang saya tinggal bertiga dengan orang tua saya, karena Koko saya bekerja di luar kota.

Papa dan Mama berasal dari keluarga Tionghoa, maka dari itu saya punya keluarga besar yang sangat besar. Papa enam bersaudara, dan Mama 12 bersaudara. Kami masih merayakan hari raya seperti Imlek dan sering berziarah ke makam kakek dan nenek.

Kakek saya keduanya meninggal sebelum saya lahir, jadi saya tidak pernah tau tentang mereka. Nenek dari Papa, Emak, tinggal bersama saya sampai akhirnya meninggal dunia tahun 2010. Nenek dari Mama, Popo, tinggal dengan sepupu saya. Tetapi Popo juga sudah meninggal dunia Januari 2014.

Banyak hal menyenangkan dari memiliki keluarga yang besar. Saya punya banyak saudara seumur, kalau sedang kumpul-kumpul kami biasa main bersama. Tetapi di sisi lain saya tidak terlalu suka dengan keramaian dan ber-basabasi dengan orang yang saya tidak kenal dekat, maka dari itu terkadang saya merasa lelah saat menghadiri acara keluarga.

Orang yang paling saya senangi tentu keluarga saya dan juga Popo saya. Saya sangat sedih saat Popo meninggal, tetapi saya selalu senang saat bisa berkunjung ke makam Popo.

Cici saya yang sudah menikah, tinggal 10 menit dari rumah saya. Pada akhir minggu terkadang Cici saya datang ke rumah, atau mengajak saya, Papa, dan Mama pergi jalan-jalan.

Koko saya bekerja di Bali sebagai arsitek. Dia kadang kadang datang ke Jakarta jika ada acara, atau sekedar menginap di rumah beberapa hari. Pada awalnya saya senang kalau dia bawa makanan dari Bali, tetapi lama kelamaan bosan juga (hahaha).

Begitulah keluarga kecil dan keluarga besar dengan saya. Tentunya keluarga masing-masing dari kita punya keistimewaan yang berbeda-beda. Bagaimana dengan Anda? :)

Ke Freedom Institute (lagi)




         
Kunjungan yang satu ini tidak pernah membosankan. Setiap ada waktu luang, sebisa mungkin saya datang ke Freedom Institute.

          Pada kesempatan kali ini saya pergi dengan Tata lantaran hari ini pulang lebih awal, jam setengah satu. Jalan kaki dari sekolah ke Stasiun Juanda, lalu naik kereta ke Stasiun Cikini, turun dari Cikini lalu jalan kaki ke Jalan Proklamasi, itulah jalan yang harus kami tempuh untuk sampai ke Freedom Institute.

          Hari ini saya masih melanjutkan novel Pride and Prejudice yang belum selesai saya baca. Tata mengerjakan papernya dan belajar untuk ulangan Fisika juga, tetapi saya memilih untuk membaca novel.

          Hari ini saya mencoba duduk di bangku yang sampai tadi siang saya kira kursi pijat, dan ternyata hanyalah sofa biasa dengan tumpuan kaki. Sementara teman saya duduk di meja seberang kursi saya. Saya membaca sambil selonjoran, dan setelah beberapa saat membaca saya pun ketiduran (hahaha).
         
          Teman saya akhirnya membangunkan saya dan saya lanjut membaca. Kemudian, kami merasa haus. Berhubung kafe yang ada di sebelah perpustakaan relatif mahal dan kami tidak punya uang, maka kami keluar dari perpustakaan dan menyeberang ke Taman Proklamasi untuk membeli air mineral di pedagang kaki lima. Setelah itu kami kembali ke perpustakaan.

          Rasa kantuk membuat saya tidak tertarik lagi untuk membaca dan akhirnya saya mendengarkan musik sambil mengobrol dengan Tata (hehehe). Setelah beberapa jam, akhirnya Tata harus pulang.
Tidak lama setelah Tata pulang, saya pun dijemput.

          Itulah akhir dari kunjungan ke sekian kalinya saya ke Freedom Institute.
Dan tempat ini masih tidak berubah, kenyamanan dan suasana yang dimilikinya selalu mampu untuk membuat kesan yang mendalam bagi saya dan membuat saya selalu ingin kembali secepatnya.

Thursday 10 September 2015

Berlatih dan Berlatih

          Tuhan memberikan kita masing-masing bakat yang berbeda, tetapi  kita tidak boleh langsung merasa hebat karena diberi bakat tertentu. Kita masih harus belajar terus menerus dan mengembangkan bakat kita masing-masing. Selain itu, kita juga harus belajar mencintai bakat kita masing-masing sehingga di depannya nanti kita dapat menjadikan bakat kita berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
          Saya sendiri sangat suka menggambar. Menggambar membuat saya senang dan memberikan saya istirahat sejenak dari tugas dan ulangan yang melelahkan. Saya masih belajar untuk bisa menggambar dengan baik. Belajar sendiri tidak mudah. Saya masih sering mencari contoh-contoh gambar dari internet. Saya juga sering memakai foto orang untuk panduan menggambar.

          Saya paling senang menggambar manusia. Menurut saya menggambar manusia menyenangkan karena saya dapat belajar melukiskan ekspresi orang yang berbeda-beda. Garis-garis yang saya gambarkan dapat membuat gambar saya tampak sedih, dan di lain waktu dapat membuatnya tampak gembira.

          Karena saya masih belum terampil, saya masih sering menghapus gambar saya. Saya juga masih memerlukan garis-garis bantu, tetapi saya yakin dengan banyak latihan, saya dapat menggambar dengan lebih baik lagi.

          Bagian yang paling saya sukai adalah saat gambarnya sudah selesai. Saya bisa mengamati ekspresi wajah yang saya buat dan dapat berimajinasi tentang gambar selanjutnya yang akan saya coba untuk gambar.

Ini adalah dua gambar yang saya gambar cukup lama dengan banyak perubahan :



          Menurut saya, melatih suatu kemampuan yang kita miliki dapat memberikan banyak hal untuk kita. Ada kepuasan sendiri saat usaha kita menghasilkan hasil yang baik. Ini juga merupakan suatu bentuk syukur kepada Tuhan yang telah memberikan kita bakat dan kemampuan untuk kita kembangkan.

Friday 4 September 2015

Salah Kirim


          Saya dan seorang teman di sekolah memesan cd album musik secara online. Lalu saya minta tolong kakak saya untuk menerima paketnya, karena di rumah saya tidak ada orang untuk menerimanya. Saya pun menuliskan alamat kantor kakak saya yang ada di Pulomas.
          Pada tanggal 31 Agustus distributor cd album mengirimkan saya resi pengiriman paketnya. Lalu pada tanggal 1 September saya mencoba melakukan tracing paket saya. Ternyata paketnya sudah dikirim hari itu juga jam 6 pagi dan sudah sampai pada pukul 12 siang.
          Saya melihat nama penerimanya adalah Budiarsih. Lalu saya menghubungi kakak saya untuk menanyakan tentang paket saya, dan ternyata kakak saya tidak menerima paket tersebut. Saya takut paket saya diambil orang lain.
          Keesokan harinya, kakak saya mengatakan bahwa ternyata paket tersebut salah dikirim oleh kurir ke pabrik perusahan tempat kakak saya kerja yang berada di Cakung, bukan Pulomas. Saya lega karena ternyata paket saya tidak hilang. Tetapi saya kecewa karena kurir pengiriman tidak membaca alamat pengiriman dengan baik dan akhirnya salah kirim.
          Akhirnya paket saya diantar oleh pegawai dari Cakung ke kakak saya, dan sekarang sudah diantarkan ke saya. Saya senang akhirnya saya dapat mendengarkan cd yang saya beli.

Malas

           Minggu ini sudah berakhir, dan saya bisa lebih tenang karena tugas dan ulangan minggu depan tidak terlalu menumpuk. Memang tidak banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi dalam 2 minggu saya akan mengikuti ulangan midsemester selama 3 hari. Mata pelajarannya Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
           Dari pengalaman saya, kalau saya malas-malasan nanti hasilnya tidak maksimal, tetapi sulit juga untuk menyicil belajar dari jauh-jauh hari. Belum lagi saya belum membaca buku referensi untuk paper saya, padahal isi paper akan dikumpulkan di bulan Oktober. Tidak akan ada banyak waktu untuk mengerjakan paper karena akan ada ulangan midsemester dan ret ret nanti.

Thursday 27 August 2015

Naik Transportasi Umum

         
Sejak masuk SMA, saya mulai pulang sekolah dengan kereta rel listrik. Pada awalnya, saya tidak tahu apa-apa tentang transportasi umum. Bahkan saya tidak tahu bahwa murid-murid dan guru-guru banyak yang pulang sekolah menggunakan transportasi umum.
          Teman sekelas saya di kelas X yang pertama mengenalkan saya kepada kereta rel listrik. Ia sendiri pulang sendiri dengan jemputan, tetapi saat tidak ikut jemputan, Ia pulang dengan kereta ke Bekasi. Di dekat rumah popo saya di Cikini ada stasiun kereta. Maka dari itu saya katakan ke mama saya apakah saya boleh pulang naik kereta ke rumah popo saya kalau pulang sore.
          Awalnya, Mama dan Papa saya tidak mengizinkan karena takut berbahaya. Tetapi saya mencoba-coba naik dengan teman, lalu setelah beberapa kali akhirnya diizinkan juga. Saya menjadi sering naik kereta dan akhirnya membuat kartu Commuter Line KRL.
          Menurut saya pulang sendiri dengan kendaraan umum itu menyenangkan karena bisa pergi ramai-ramai dengan teman dan naik kereta bersama. Stasiun yang dekat dari sekolah adalah Stasiun Juanda, dan stasiun itu sangat bersih dan sudah dilengkapi dengan berbagai toko makanan. Keretanya pun ber-AC dan ada gerbong khusus wanita.
          Dengan naik transportasi umum, saya jadi tidak merepotkan orang tua yang harus menjemput dan dapat mengurangi kemacetan, menghemat uang, dan waktu akibat kemacetan di Jakarta. Selain itu jadwal saya juga menjadi lebih fleksibel bila suatu saat harus pulang lebih sore.
          Pulang dengan kereta juga dapat memberikan pengalaman-pengalaman unik seperti berlari mengejar kereta yang sudah mau sampai, bertemu guru di stasiun, ketinggalan kereta, bersempit-sempitan di dalam gerbong, dan lain-lain.
          Biasanya murid dan guru Santa Ursula punya jurusan kereta yang bervariasi, antara lain : Bekasi, Bogor, Depok, dan Jakarta Kota. Saya sendiri bisa naik arah Bekasi ataupun Depok. Kebanyakan teman saya naik arah Bekasi.
          Selain kereta, banyak juga transportasi umum yang aksesnya mudah dari sekolah. Ada bajaj, ojek, Kopaja/Metromini yang bisa ditunggu di halte seberang sekolah, dan juga Transjakarta yang bisa dinaikki dari Halte Juanda ataupun Halte Pasarbaru.
          Saya juga pernah naik Kopaja 20 dari Grand Indonesia ke sekolah, naik Transjakarta dari Juanda ke Grand Indonesia, dan dari Pasar Baru ke Salemba. Dengan naik transportasi umum, saya merasa semakin mandiri dan bisa berpergian tanpa merepotkan orang lain.

Perpustakaan Nyaman di Pusat Jakarta

         
Dari teman saya, saya mengetahui tentang Freedom Institute Public Library. Perpustakaan umum ini dikelola oleh swasta dan terletak di Jalan Proklamasi. Setelah membuat kartu anggota, saya lumayan sering berkunjung ke sana.
          Pada awalnya saya ingin mencari buku referensi untuk paper. Tetapi perpustakaan ini hanya mempunyai koleksi seputar Politik, Sosial, Filsafat, Ekonomi, Sastra, dan Sejarah, sedangkan topik paper saya waktu itu antara Fisika/TIK. Maka dari itu biasanya saya berkunjung untuk membaca novel ataupun mengerjakan tugas sekolah.
          Masuk ke perpustakaan dan membuat kartu anggota tidak dikenai biaya. Tetapi kita tidak bisa meminjam buku. Kita hanya boleh mem-fotokopi buku yang kita inginkan.
          Saat masuk, kita harus menitipkan tas dan akan diberikan tas kecil bertuliskan nomor penitipan yang kita bisa pakai untuk membawa barang berharga seperti dompet dan handphone.
          Suasana perpustakaan sangat hening walaupun ramai dikunjungi mahasiswa-mahasiswa. Maka dari itu saya memanfaatkan keheningan ini untuk menyelesaikan PR atau belajar untuk ulangan. Disini juga disediakan Wi-Fi gratis dan kursi pijat.
          Jika kita lapar, kita dapat makan di kafe Wisma Proklamasi di sebelah perpustakaan. Suasana kafe seperti restoran tempo dulu dan minumannya enak walaupun sedikit mahal untuk pelajar. Kita juga bisa duduk-duduk di taman di antara kafe dan perpustakaan, tetapi buku tidak boleh dibawa keluar gedung perpustakaan.
         Menurut saya perpustakaan ini sangat nyaman untuk saya belajar dan menghabiskan waktu untuk membaca. Koleksi bukunya juga sangat berkualitas.

Friday 21 August 2015

Paper : Tugas Akhir Sekolah

          Minggu pertama masuk sekolah di kelas XII, kami diberitahu tentang guru yang akan membimbing paper (tugas akhir sekolah) kami. Saya mendapat guru Fisika dan TIK yaitu Pak Arif. Beberapa hari kemudian kami dipanggil untuk berkumpul pertama kali dengan pembimbing. Pak Arif menugasi kami untuk mengumpulkan 6 topik dan menyerahkannya kepada beliau dalam waktu 1 minggu.
          Kami bebas memilih topik Fisika ataupun TIK karena beliau mengajar 2 subjek tersebut. Sulit bagi saya untuk memikirkan 6 topik karena saya tidak tahu apa-apa. Saya akhirnya menuliskan 4 topik Fisika yang beberapa tentang energi alternatif dan 2 topik TIK.
          Setelah saya kumpulkan pada hari Senin, topik saya dapat diambil pada hari Kamis. Pada hari Kamis, Pak Arif mengembalikan daftar topik dan telah memilih 1 topik yang beliau pikir paling sesuai.
          Dari 6 topik, beliau memilih topik "E-Book sebagai Alternatif Buku Kertas" yang merupakan topik pelajaran TIK. Saya sangat senang dengan topik itu karena tidak terlalu sulit dan saya memang tertarik dengan topik tersebut.
          Selama semester ganjil ini, saya harus mengumpulkan bahan dan menyusun paper dengan baik dan berkonsultasi se-efektif mungkin dengan guru pembimbing agar tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas ini menurut saya menuntut saya untuk bisa mengatur waktu dengan baik agar tidak kewalahan nantinya.
          Saya harap tugas ini dapat selesai tepat waktu, dengan hasil yang baik, dan semuanya dapat menjalani sidang paper di awal tahun depan dengan baik.

Jalan-Jalan dengan Teman

         
Pada hari Jumat, 7 Agustus 2015, saya tidak masuk sekolah karena guru-guru sedang menjalani pelatihan. Maka dari itu saya dan teman-teman memutuskan untuk jalan-jalan.
          Kami bertemu di Dunkin Donut Kantor Pos jam 7 pagi lalu sekitar jam 8 kami berangkat ke Galeri Nasional dengan berjalan kaki dari Kantor Pos. Sesampainya di sana, pameran lukisan abstrak yang ingin kami kunjungi ternyata baru akan buka pada pukul 9. Kami akhirnya menunggu di 7-Eleven Gambir sampai pameran buka.
          Kami melihat pameran dengan gratis. Kami juga masuk ke pameran Spanish Fashion Designer yang sedang digelar di gedung sebelah. Karya-karya yang dipamerkan menurut kami sangat bagus, walaupun kami tidak terlalu mengerti artinya karena lukisannya abstrak.
          Sesudah itu kami pergi ke Metropole di Cikini dengan 2 taksi. Kami makan di restoran Ayam Bakar Megaria. Disitu kami bertemu dengan teman-teman lain yang ternyata baru pulang jalan-jalan juga.
          Sehabis makan, kami memutuskan untuk pergi ke Perpustakaan Freedom Institute yang terletak di Jalan Proklamasi.
          Kami kesana dengan berjalan kaki. Kami mencari buku referensi untuk paper sekolah, dan membaca-baca buku yang kami pilih. Kami juga membuat kartu anggota perpustakaan.
          Sekitar pukul 1, kami pergi dari perpustakaan menuju Stasiun Cikini. Dari Cikini, kami naik kereta komuter arah Jakartakota lalu turun di Juanda.
          Dari Stasiun Juanda, kami turun jembatan penyebrangan, lalu menunggu bus City Tour di halte, karena kami hendak menuju ke Mal Grand Indonesia. Di Grand Indonesia, kami mengunjungi Gramedia lalu kami membeli pretzel di lantai bawah.
          Sekitar jam 3 kami selesai berjalan-jalan. Ada teman yang dijemput disana, ada juga yang harus kembali ke sekolah naik Transjakarta. Saya dan Diva naik bajaj ke Stasiun Gondangdia. Saya turun di Stasiun Cikini, dan Diva di Bekasi.
          Keesokan harinya, kaki saya pegal-pegal karena seharian berjalan kaki dan naik transportasi umum. Tetapi pengalaman ini menyenangkan sekali.

Friday 14 August 2015

Sepinya Perpustakaan Nasional RI

          Pada Jumat, 14 Agustus 2015, saya dan seorang teman saya berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI yang terletak di daerah Salemba, Jakarta Pusat. Kami pergi ke Perpusnas dengan tujuan untuk mengumpulkan bahan makalah sekolah.
          Dari sekolah, kami berjalan kaki ke Halte Transjakarta Pasar Baru lalu naik bis arah PGC dan turun di Halte Transjakarta Salemba Capitol Park Carolus. Biaya untuk naik kendaraan ini adalah Rp. 3.500,-. Berhubung saya tidak membawa uang, maka teman saya membayarkannya untuk saya. Setelah turun dari halte, kami masih harus berjalan sekitar 100 meter sampai ke gedung Perpusnas.
          Isi dari gedung ini sangat berbeda dengan apa yang kami bayangkan, karena selama ini bagi kami, perpustakaan adalah tempat dimana pengunjung dapat memilih-milih buku dari rak untuk dibaca, dan meminjamnya bila tertarik.
          Pertama kali masuk, kami disambut dengan lobi yang tampak kosong. Kami pun bertanya kepada Pak Satpam, dan ternyata untuk masuk dan membaca, kami harus mendaftarkan diri menjadi anggota terlebih dahulu. Biaya pendaftaran gratis.
          Setelah kami mendaftar, kami mendapat kartu anggota. Setiap anggota harus melaporkan kunjungan di komputer yang terletak di dekat pintu masuk. Pengunjung juga wajib meninggalkan kartu identitas dan menitipkan barang bawaan di dalam loker.
          Kami pun naik ke lantai 2 menggunakan lift. Lift tersebut sempit, dengan kapasitas maksimal 6 orang, dan lampunya redup berkedip-kedip. Lantai 2 juga nampak sepi pengunjung.
          Di lantai 2, kami sampai di ruang katalog. Ruang katalog berisi komputer-komputer dimana kita bisa mencari buku yang kita inginkan. Kita wajib mencatat identitas buku tersebut sebelum membacanya, karena ternyata pengunjung tidak diperbolehkan mencari buku sendiri dari rak buku.
          Kami pun mencatat identitas buku, lalu diberitahu bahwa buku tersebut ada di lantai 3. Sampai di lantai 3, kertas berisi identitas tersebut diserahkan pada pustakawan agar Ia dapat mengambilkan buku tersebut.
          Tetapi ternyata, karena buku itu terbit tahun 1983, buku tersebut telah dipindahkan ke lantai 5. Kami pun merasa jenuh dan malas untuk melanjutkan pencarian kami. Maka kami memutuskan untuk pulang dan pergi ke perpustakaan yang lain.

          Dari kunjungan ini, kami merasa bahwa sistem pencarian buku yang dipakai di Perpusnas sangatlah tidak efektif. Sistem "katalog" tersebut membuat pengunjung pemula kebingungan dalam mencari buku. Kita pun dituntut untuk mengetahui judul tepat dari buku yang hendak kita baca sebelum kita mencari buku tersebut di komputer ruang katalog.
          Pengunjung juga tidak diperbolehkan meminjam buku. Kami hanya boleh mem-fotokopi buku yang kami cari. Pustakawan yang ada di Perpusnas pun sikapnya kurang ramah, tidak ada inisiatif untuk memandu kami yang sedang kebingungan.
          Menurut saya, hal tersebut merupakan beberapa faktor penyebab sepinya pengunjung di Perpusnas. Jika sistem pencarian dan sikap pustakawan tidak di evaluasi, lama kelamaan, jumlah pelajar yang berminat untuk berkunjung ke Perpusnas akan terus berkurang sampai tidak ada. Padahal Perpusnas memiliki koleksi buku yang sangat banyak dan bagus. Sayang sekali jika pelajar Jakarta enggan untuk berkunjung kesini.